DISCLAIMER

“Berinvestasi di pasar saham akan menyikapi hubungan Anda yang sebenarnya dengan uang. Ini adalah Guru yang keras, dingin, lincah dan kejam dari Karakter manusia. Setiap Ketamakan yang anda tunjukan, dengan cepat akan dikoreksi oleh kerugian dalam pasar. Setiap keraguan dengan cepat akan dihancurkan oleh Hilangnya kesempatan. Setiap kesalahan dalam penilaian akan dengan cepat diperbesar kerugian. Disiplin dan kemampuan memprediksi merupakan kunci permainan ini” (Peter Spann)

Segala tulisan di blog ini bukan menganjurkan untuk membeli/menjual saham Anda, Semua keputusan ada di tangan Anda karena itu berhati-hati'lah karena berinvestasi di Pasar Saham mengandung Resiko Kerugian.

Live Indeks


Live World Indices are Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal.

Selasa, 04 Agustus 2009

TRADING ADALAH SENI, DAN LOGIKA SEDERHANA SANGAT BERGUNA :

Trading Saham adalah suatu seni dan indah, tapi banyak trader yang tiap hari kesal melulu, saat index naik, tapi kenapa sahamnya turun terus, berarti ada yang kurang pas deh…Logika-logika sederhana sangat membantu dalam trading, pada kesempatan ini saya kemukakan beberapa logika berpikir yang sangat sederhana.
Logika ke 1 :
Saat saya posting 2 hari yang lalu BNBR menuju ke 115-116, mungkin tidak seorang’pun yang percaya, tapi hari ini BNBR close diharga 117. Very-very Amazing..
Dan apa dasar posting saya tersebut? Disitu tertulis BUMI naik, masa BNBR sebagai induk perusahaannya tidak naik? Sederhana bukan?

Logika ke-2 :
Kita lihat saham CTRA-CTRS-CTRP, Ketiga saham ini adalah Ciputra Group, tapi kenapa CTRA naik, CTRS naik, tapi CTRP susah naik ? Ternyata laporan keuangannya tidak bagus..

Logika ke-3 :
Kita lihat beberapa hari terakhir ini saham perbankan tampil memukau, tapi siapakah yang menjadi Bintang dari sector Perbankan? Ternyata BBRI dan BMRI, sebagai Trader by Technical Analys, kita hanya mengamati gerakan berdasarkan harga.

Logika ke-4 :
Kenapa posting saya INCO bukan ANTM? Inilah Buktinya ketika harga nikel meloncat, Asing memborong dulu saham Inco ketimbang ANTM, dan INCO penutupan masih diatas harga close kemarin, sedangkan ANTM harga close hari ini = harga kemarin (tidak naik).

Logika ke-5 :
Asing setiap hari berturut2 net buy hampir 2 minggu, hari ini net buy 893 bio, tapi kenaikan index mulai terbatas, pertanyaan saya, bagaimana kalau asing sudah tidak membeli lagi? Artinya potensi kenaikan makin terbatas, so berhati-hati’lah, bukan berarti tidak boleh trading, karena Trader yang baik adalah trader yang bisa untung ketika kondisi sedang bearish, karena kalau sedang bullish sih anak kecil aja pandai main saham.

Uraian Tehnikal :
1. BNBR :
Sungguh memukai permainan Bandar sangat professional sekali, harga pecah 110, target saya langsung menuju 115 seperti yang sudah saya duga, jadi seperti saya katakana jangan takut terlambat beli saham, beli 100 jual 105 ‘pun masih cuan 5% dalam beberapa menit, daripada kita terlalu cepat beli, sehingga tak gendong kemana2.. ha.. ha.. ha..
2. INCO :
Bandar INCO rupanya sudah tidak sabar mau angkat INCO diatas 5000, sehingga pembukaan dihantam 4850, tapi Trader local tidak kalah cantik permainannya, Bolinger Band atas INCO kemarin adalah 4621, pembukaan 4850 langsung trader local jualan sekuat tenaga.
Apakah Asing kalah ? Oh no.. Tapi kenapa penutupan harga di 4775?
Karena kalau penutupan di 4825, hari Rabu pembukaan gap down itu akan lebih parah lagi, sehingga akan terbentuk candlestick yang disebut ABANDON BABY. So asing mengalah dan tehnikal tetap bagus. Mengenai ABANDON BABY akan kita bahas nanti kalau membahas bentuk-bentuk candlestick.

SEPUTAR BERITA SAHAM BUMI :
Rupanya para pembaca sudah tidak sabar lagi akan kemanakah harga saham BUMI?
Rabu tanggal 5 Agustus 2009, Coorporate akan mengumumkan berapakah harga saham yang bisa dikonversikan itu, berikut beberapa beritanya :
Obligasi konversi yang akan diterbitkan Enercoal Resources, anak usaha PT Bumi Resources (BUMI) berpotensi menguntungkan investor. Pasalnya, investor bisa mengkonversi obligasinya pada saat valuasi saham ini sudah tinggi.
Ariawan, analis pasar obligasi Trimegah Securities mengatakan obligasi konversi sangat menguntungkan investor. Pasalnya, investor memiliki opsi menukarkannya dengan saham atau uang. Dalam jangka waktu tertentu, investor bisa mengkonversikan obligasinya ke sejumlah saham dengan harga yang sudah ditentukan di awal.
Jika harga saham pada saat jatuh tempo ternyata lebih tinggi dari yang disepakati di awal, investor bisa mentransaksikannya. “Di situlah letak keuntungan investor,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (4/8). Sebaliknya, jika harga sahamnya jatuh, investor bisa tetap mendapatkan keuntungan sesuai kupon yang ditentukan.
Menurut Ariawan semua nilai transaksi sudah ditentukan di awal seperti berapa harga konversi, kapan jatuh temponya dan opsinya di tahun ke berapa. Ariawan mencontohkan, opsi per lembar saham Rp 3.000 pada tahun ketiga. Jika obligasinya senilai Rp 3 miliar, maka dibagi Rp 3.000 sama dengan 1 juta lembar saham.
“Jika pada saat konversi ternyata saham BUMI sudah berada pada level Rp 4.000, maka investor sudah untung 33,3% atau Rp 1.000 per lembar sahamnya,” paparnya.
BUMI melalui anak perusahaan, Enercoal Resources sudah memulai proses pembentukan harga (book building) rencana penerbitkan obligasi konversi senilai US$ 375 juta. Obligasi konversi itu memiliki kupon 9,25% yang jatuh tempo lima tahun hingga 2014. Penerbitan obligasi konversi oleh Enercoal Resources, akan dijamin Bumi Resources.
Sedangkan keuntungan bagi BUMI sendiri, lanjut Ariawan, jika investor menkonversi obligasi BUMI ke saham, perseroan tidak terbebani lagi dengan pembayaran utang. “Cukup dibayar dengan saham yang dimiliki perseroan,” imbuhnya.
Karena itu, secara umum penerbit obligasi tidak akan menimbulkan risiko di masa yang akan datang. Bahkan sama-sama menguntungkan. “Itu merupakan salah satu pilihan untuk menarik investor apakah suatu saat nantinya dikonversi atau tidak,” tuturnya.
Sementara obligasi Itulah yang membedakan obligasi biasa dengan obligasi konversi. Obligas konversi berbeda dengan obligasi biasa. Jika obligasi biasa, pada saat jatuh tempo hanya mendapatkan dananya saja sementara konversi bisa memilih uang atau saham. ”Hak mengkonversi atau tidak adalah hak investor,” imbuhnya.
Pada saat penukaran obligasi pun, menurutnya tidak akan mendilusi saham-saham BUMI yang dimiliki publik. ”Karena, saham-saham untuk konversi sudah dipisahkan atau dicadangkan oleh perseroan sebagai penerbit obligasi,” ucapnya.

Sebelumnya, SVP Investor Relations BUMI Dileep Shrivastava, melalui pesan singkatnya kepada INILAH.COM, mengatakan bahwa BUMI Rabu (5/8) besok, akan mengumumkan harga obligasi konversi secara formal. “Akan diberitahukan besok, sebaiknya jangan berspekulasi dulu. Tunggu saja,” ungkapnya mengkonfirmasi kisaran harga obligasi konversi yang diterbitkan perseroan.
Dileep menjelaskan, obligasi konversi yang ditawarkan perseroan telah mengalami oversubscribed lebih dari US$ 100 juta dari penawaran awal. ”Saat awal dibuka sebesar US$ 200 juta, sekarang US$ 375 juta. Itu mencerminkan ketertarikan investor,” terangnya.
Perseroan berniat untuk menerbitkan obligasi konversi melalui Enercoal Resources Pte Ltd, anak usaha BUMI yang sahamnya dimiliki 100% oleh perseroan, senilai US$ 375 juta.
Menurut pengamat pasar modal, David Cornelis, berdasarkan perhitungan dalam keterbukaan yang dipubliksikan perseroan pekan lalu melalui perbandingan harga sahamnya di pasar, harga obligasi per unitnya berkisar Rp 3.366,91.
Respon investor terhadap penerbitan obligasi konversi sebesar US$ 375 juta ini cukup baik. ”Sekitar 50-60 investor telah menyatakan minatnya, bahkan sejumlah hedge fund telah menyiapkan dana hingga US$ 175 juta sebelum masa penawaran obligasi ini rampung pada 5 Agustus mendatang,” pungkasnya.
Catatan saya :
Berita ini mungkin baik dan mungkin kurang baik, karena itu sebagian adalah pendapat dari seseorang, sehingga tetap aja kita lihat bagiamana perkembangan hari Rabu tgl 5 Agustus 2009.

BERITA SELANJUTNYA : BNBR, BTEL, BUMI, DEWA, ELTY, ENRG masuk ke LQ-45 :
Dear Sir/Madam,
We would like to inform you that Bakrie & Brothers (BNBR) has been relisted in the LQ45 Index for the period of August 2009-January 2010. BNBR’s subsidiaries and associated companies: Bakrie Telecom (BTEL), Bakrie Sumatera Plantations (UNSP), Bumi Resources (BUMI), Energi Mega Persada (ENRG), Bakrieland Development (ELTY) are also included in the list. Darma Henwa (DEWA), which was acquired by BUMI, is also on the list.
The LQ 45 Index is an index published by the Indonesia Stock Exchange (IDX) which consists of 45 chosen stocks based on trading liquidity and market capitalization. The stocks listed on the LQ 45 Index are reviewed every 6 months. IDX’ announcement of 31 July 2009 on the current list of stocks included in the LQ45 Index is attached for your reference.
Thank you.
Regards,
Dian Adhitama
Vice President - Investor Relations
PT Bakrie & Brothers Tbk.
Yang memberi kabar bahkan orang Bakrie sendiri, padahal di pengumuman BEI juga sudah ada, So Silahkan buat pembaca ber’logika sendiri deh…. He3..

BUMI :

INCO :

JSMR :

ENRG :

DEWA :

BMTR :

Saham lapis kedua, seperti ENRG, DEWA, BTEL, ELTY, tetap akan semarak karena sudah dimasukan dalam LQ-45, masa sih bandarnya tidak angkat harga...
So buat yang kejepit, sabar dulu ya... tak gendong kemana-mana... ha.. ha... ha... I lep you all...
Sorry just Kidding..
Selamat jalan buat mbah SURIP, semoga arwahnya diterima disisi'NYA. Amien.